activated sludge
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Perkembangan industri yang pesat dewasa ini tidak lain
karena penerapan kemajuan teknologi oleh manusia untuk mendapatkan kualitas
hidup yang lebih baik, namun di sisi lain dapat menimbulkan dampak yang justru
merugikan kelangsungan hidup manusia. Dampak tersebut harus dicegah karena
keseimbangan lingkungan dapat terganggu oleh kegiatan industri dan teknologi
tersebut. Jika keseimbangan lingkungan
terganggu maka kualitas lingkungan juga berubah. Padahal kenyamanan hidup
banyak ditentukan oleh daya dukung alam atau kualitas lingkungan yang mendukung
kelangsungan hidup manusia.
Buangan yang dihasilkan dari suatu
proses produksi baik industri maupun domestic atau rumah tangga disebut limbah.
Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan.
Ada sampah, ada air
kakus
atau biasa disebut black water, dan ada air buangan dari berbagai
aktivitas domestik lainnya disebut juga grey water. Limbah, sampah, dan
kotoran yang berasal dari rumah tangga, perusahaan, dan kendaraan merupakan
masalah serius yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kesehatan lingkungan.
Pembuangan sampah rumah tangga dibiasakan pada tempat sampah, karena itu tempat
sampah seharusnya selalu tersedia di lingkungan rumah tempat tinggal sesuai
dengan jenisnya, sampah basah atau garbage,
sampah kering atau rubbish, dan
sisa-sisa industry atau industrial waste.
1.2
Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui pengertian activated sludge
2. Untuk
mengetahui prinsip kerja activated sludge
3. Untuk
mengetahui pemanfaatan activated sludge dalam pengolahan limbah cair
4. Untuk
mengetahui desain activated sludge
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Activated Sludge
Lumpur
aktif (activated sludge) adalah proses pertumbuhan mikroba tersuspensi yang
pertama kali dilakukan di Inggris pada awal abad 19. Sejak itu proses ini
diadopsi seluruh dunia sebagai pengolah air limbah domestik sekunder secara
biologi. Proses ini pada dasarnya merupakan pengolahan aerobik yang
mengoksidasi material organik menjadi CO2 dan H2O, NH4. dan sel biomassa baru.
Udara disalurkan melalui pompa blower (diffused) atau melalui aerasi mekanik.
Sel mikroba membentuk flok yang akan mengendap di tangki penjernihan (Gariel
Bitton, 1994).
Activated Sludge (Lumpur aktif)
merupakan proses pengolahan secara biologis aerobik dengan mempertahankan
jumlah massa mikroba dalam suatu reaktor dan dalam keadaan tercampur sempurna.
Suplai oksigen adalah mutlak dari peralatan mekanis, yaitu aerator dan blower,
karena selain berfungsi untuk suplai oksigen juga dibutuhkan pengadukan yang
sempurna. Perlakuan untuk memperoleh massa mikroba yang tetap adalah dengan
melakukan resirkulasi lumpur dan pembuangan lumpur dalam jumlah tertentu.
Pengaturan jumlah massa mikroba
dalam sistem lumpur aktif dapat dilakukan dengan baik dan relatif mudah karena
pertumbuhan mikroba dalam kondisi tersuspensi sehingga dapat terukur dengan
baik melalui analisa laboratorium. Tetapi jika dibandingkan dengan sistem
sebelumnya operasi sistem ini jauh lebih rumit. Khususnya untuk limbah industri
dengan karakteristik khusus.
Lumpur aktif – lumpur partikel yang
dihasilkan dalam limbah cair oleh pertumbuhan organisme diaerasi tank. Istilah
‘aktif’ datang dari fakta bahwa partikel berkerumun dengan bakteri, jamur, dan
protozoa. Lumpur aktif adalah berbeda dengan lumpur primer yang partikel lumpur
mengandung organisme hidup banyak yang dapat memberi makan pada air limbah yang
masuk.
Proses lumpur aktif – Proses
biologis pengolahan air limbah yang mempercepat up dekomposisi limbah. Lumpur
aktif adalah ditambahkan ke air limbah, dan campuran aerasi dan gelisah.
Setelah sejumlah waktu, lumpur aktif diperbolehkan untuk menyelesaikan oleh
sedimentasi dan dibuang (terbuang) atau digunakan kembali (kembali ke aerasi
tangki).
Gambar 1. Proses Activated Sludge
Lumpur aktif terdiri dari campuran
komunitas mikroorganisme, sekitar 95 persen bakteri dan 5 persen organisme yang
lebih tinggi (Protozoa, rotifer, dan lebih tinggi bentuk invertebrata). Yang
khusus yang dianggap indikator mikroorganisme yang dapat diamati menggunakan
murah mikroskop. Penting jumlah tertentu spesies dapat menunjukkan kondisi
proses. Yang paling dominan mikroorganisme aerobik bakteri, tetapi ada juga
besar populasi jamur dan protozoa.Rotifera dan nematoda paling sering ditemukan
di sistem dengan aerasi yang panjang periode. Amoeboid bentuk, flagellata, dan
ciliates yang yang paling umum protozoa dalam lumpur bekerja. Amoeboids
mendominasi ‘Muda’ lumpur, seperti di tanaman start-up atau setelah, seperti
marah sebagai beban kejut (bila kuat dibandingkan dengan curah biasa influen
datang ke tanaman). Biasanya, sedikit atau tidak ada lumpur bentuk saat ini.
Flagellata bebas-perenang dan mendominasi dalam cairan campuran cahaya selama
makanan tinggi untuk mikroorganisme kondisi. Kehadiran mereka biasanya menunjukkan
kualitas efluen miskin. Berenang bebas ciliates mendominasi sebagai F: rasio M
menurun. Mengintai ciliates mendominasi bila ada kelimpahan bakteri. Effluent
dan kualitas lumpur biasanya terbaik ketika jenis mikroorganisme mendominasi.
Lumpur aktif mengacu pada massa
mikroorganisme dibudidayakan dalam proses pengobatan untuk memecah bahan
organik menjadi karbon dioksida, air, dan senyawa anorganik lainnya. Proses
lumpur aktif memiliki tiga komponen dasar: 1) reaktor di mana mikroorganisme
disimpan dalam suspensi, diangin-anginkan, dan kontak dengan limbah mereka
memperlakukan; 2) cair-padat pemisahan, dan 3) daur ulang sistem lumpur untuk
kembali diaktifkan kembali lumpur ke awal proses. Ada banyak varian dari proses
lumpur aktif, termasuk variasi dalam metode aerasi dan cara lumpur dikembalikan
ke proses.
Sementara karya lumpur yang
diaktifkan pengobatan telah dibangun di negara berkembang, pekerjaan sangat
sedikit serta dimaksud. Lumpur aktif dapat sesuai di mana penghapusan tinggi
polusi organik diperlukan, dana dan tenaga terampil yang tersedia untuk operasi
dan pemeliharaan, dan tanah langka atau mahal. Sejak lumpur aktif memerlukan
operasi terus-menerus dari blower dan pompa lumpur oksigen, pasokan energi yang
stabil merupakan persyaratan utama. Sistem ini biasanya membutuhkan beberapa
bentuk pretreatment, seperti skrining dan sedimentasi primer.
2.2 Prinsip
Kerja Activated Sludge
Proses lumpur aktif (pertumbuhan tersuspensi) dan pengolahan
film biologi (pertumbuhan lekat). Proses lumpur aktif memiliki beragam tipe ,
yakni tipe konvensional /standar, aerasi diperluas (extended aeration), parit
oksidasi (oxidation ditch), proses nitrifikasi dan denitrifikasi.
Proses lumpur aktif pada prakteknya adalah mengalirkan air
limbah kedalam bak yang di aliri udara (bak aerasi). Selanjutnya dalam bak
tersebut akan tumbuh koloni bakteri berwarna kelabu hingga coklat-kehitaman.
Koloni bakteri inilah yang disebut sebagai lumpur aktif. Koloni bakteri akan
terus tumbuh membesar sehingga membentuk gumpalan (flok). Gumpalan – gumpalan
ini kemudian di endapkan di bak pengendap II, dengan cara mengalirkan air
limbah dari bak aerasi.
Endapan lumpur yang terbentuk di bagian bawah bak pengendap
sebagian dibuang dan sebagian yang lain dikembalikan ke bak aerasi, dan cairan
yang ada dibagian atas bak pengendap akan tampak jernih. Cairan yang jernih ini
adalah air limbah yang sudah bersih dari bahan organik pencemar.
Prinsip dasar sistem lumpur aktif yaitu terdiri atas dua
unit proses utama, yaitu bioreaktor (tangki aerasi) dan tangki sedimentasi.
Dalam sistem lumpur aktif, limbah cair dan biomassa dicampur secara sempurna
dalam suatu reaktor dan diaerasi. Pada umumnya, aerasi ini juga berfungsi
sebagai sarana pengadukan suspensi tersebut. Suspensi biomassa dalam limbah
cair kemudian dialirkan ke tangki sedimentasi (tangki dimana biomassa
dipisahkan dari air yang telah diolah). Sebagian biomassa yang terendapkan
dikembalikan ke bioreaktor, dan air yang telah terolah dibuang ke lingkungan
(Badjoeri et al., 2002). Agar konsentrasi biomassa di dalam reaktor
konstan (MLSS = 3 - 5 gfL), sebagian biomassa dikeluarkan dari sistem tersebut
sebagai excess sludge. Skema proses dasar sistem lumpur aktif dapat dilihat
pada Gambar 2.
Gambar 2. Skema Proses Lumpur Aktif
Dalam sistem tersebut, mikroorganisme dalam biomassa
(bakteri dan protozoa) mengkonversi bahan organik terlarut sebagian menjadi
produk akhir (air, karbon dioksida), dan sebagian lagi menjadi sel (biomassa).
Oleh karena itu, agar proses perombakan bahan organik berlangsung secara
optimum syarat berikut harus terpenuhi bahwa:
1) polutan dalam limbah cair harus
kontak dengan mikroorganisme,
2) suplai oksigen cukup,
3) kecukupan nutnien,
4) kecukupan waktu tinggal (waktu
kontak),
5) kecukupan biomasa (jumlah dan
jenis).
Tujuan pengolahan limbah cair dengan sistem. lumpur aktif
dapat dibedakan menjadi 4 (empat) yaitu:
1) pemisahan senyawa karbon (oksidasi
karbon)
2) pemisahan senyawa nitrogen
3) pemisahan fosfor
4) stabilisasi lumpur secara aerobik
simultan
Mekanisme Pengolahan Limbah dengan Sistem Lumpur Aktif
Aliran umpan air limbah atau subtrat, bercampur dengan
aliran lumpur aktif yang dikembalikan sebelum masuk rektor. Campuran lumpur
aktif dan air limbah membentuk suatu campuran yang disebut cairan tercampur
(mixed liquor). Memasuki aerator, lumpur aktif dengan cepat memanfaatkan zat
organik dalam limbah untuk didegradasi. Kondisi lingkungan aerobik diperoleh
dengan memberikan oksigen ke tangki aerasi. Pemberian oksigen dapat dilakukan
dengan penyebaran udara tekan, aerasi permukaan secara mekanik, atau injeksi
oksigen murni. Aerasi dengan difusi udara tekan atau aerasi mekanik mempunyai
dua fungsi, yaitu pemberi udara dan pencampur agar terjadi kontak yang sempurna
antara lumpur aktif dan senyawa organik di dalam limbah (Badjoeri et al.,
2002).
Pada tangki pengendapan (clarifier ), padatan lumpur aktif
mengendap dan terpisah dengan cairan sebagai effluent. Sebagian lumpur aktif dari
dasar tangki pengendap dipompakan kembali ke reaktor dan dicampur dengan umpan
(subtrat) yang masuk, sebagian lagi dibuang. Dalam reaktor mikroorganisme
mendegradasi bahan-bahan organik dengan persamaan stoikiometri pada reaksi di
bawah ini (Metcalf dan Eddy,1991):
Pada pemisahan senyawa karbon (bahan organik), polutan
berupa bahan organik dioksidasi secara enzimatik oleh oksigen yang berada dalam
limbah cair. Jadi, senyawa karbon dikonversi menjadi karbon dioksida. Eliminasi
nutrien (nitrogen dan fosfor) dilakukan terutama untuk mencegah terjadinya
eutrofikasi pada perairan (Badjoeri et al., 2002).
Gambar
3. Proses Lumpur Aktif
Cara kerja :
1)
Setelah dilakukan penyaringan dan
equalisasi, air limbah dimasukkan kedalam bak pengendap awal untuk menurunkan
suspended solid.
2)
Limbah cair dimasukkan ke dalam
tangki aerasi di mana terjadi pencampuran dengan mikroorganisme yang aktif
(lumpur aktif). Mikroorganisme inilah yang melakukan penguraian dan
menghilangkan kandungan organik dari limbah secara aerobik. Oksigen yang
dibutuhkan untuk reaksi mikroorganisme tersebut diberikan dengan cara
memasukkan udara ke dalam tangki aerasi dengan blower.Aerasi ini juga berfungsi
untuk mencampur limbah cair dengan lumpur aktif, hingga terjadi kontak yang intensif.
3)
Campuran limbah cair yang sudah
diolah dan lumpur aktif dimasukkan ke tangki sedimentasi di mana lumpur aktif
diendapkan, sedangkan supernatant dikeluarkan sebagai effluen dari proses.
4)
Sebagian besar lumpur aktif yang
diendapkan di tangki sedimentasi tersebut dikembalikan ke tangki aerasi sebagai
return sludge supaya konsentrasi mikroorganisme dalam tangki aerasinya tetap
sama dan sisanya dikeluarkan sebagai excess sludge.
2.3 Pemanfaatan
Activated Sludge dalam Pengolahan Limbah Cair
Pengolahan air limbah pada umumnya dilakukan dengan
menggunakan metode biologi. Metode ini merupakan metode yang paling efektif
dibandingkan dengan metode kimia dan fisika. Proses pengolahan limbah dengan
metode biologi adalah metode yang memanfaatkan mikroorganisme sebagai katalis
untuk menguraikan material yang terkandung di dalam air limbah. Mikroorganisme
sendiri selain menguraikan dan menghilangkan kandungan material, juga
menjadikan material yang terurai tadi sebagai tempat berkembang biaknya. Pengolahan
lumpur aktif (activated sludge) adalah merupakan proses pengolahan air limbah
yang memanfaatkan proses mikroorganisme tersebut.
Dewasa ini lumpur aktif (activated sludge) merupakan
pengolahan air limbah yang paling banyak dipergunakan, termasuk di indonesia,
hal ini mengingat metode lumpur aktif dapat dipergunakan untuk mengolah air
limbah dari berbagai jenis industri seperti industri pangan, perhotelan, rumah
tinggal, sekolah, bahan pabrik dan lain sebaginya.
Dengan menerapkan sistem ini didapatkan air bersih yang
tidak lagi mengandung senyawa organik beracun dan bakteri yang berbahaya bagi
kesehatan. Air tersebut dapat dipergunakan kembali sebagai sumber air untuk
kegiatan industri selanjutnya. Diharapkan pemanfaatan sistem daur ulang air
limbah akan dapat mengatasi permasalahan persediaan cadangan air tanah demi
kelangsungan kegiatan industri dan kebutuhan masyarakat akan air.
Air tersebut dapat dipergunakan kembali sebagai sumber air
untuk kegiatan industri selanjutnya. Air daur ulang yang kami kerjakan dapat
dimanfaatkan dengan aman untuk kebutuhan konsumsi air seperti cooling tower,
boiler laundry, toilet flusher, penyiraman tanaman, general cleaning, fish pond
car wash dan kebutuhan air yang lainnya.
Kelebihan Activated Sludge
dalam Pengolahan Limbah Cair :
1)
daya larut oksigen dalam air limbah
lebih besar
2)
efisiensi proses lebih tinggi
3)
cocok untuk pengolahan air limbah
dengan debit kecil untuk polutan organik yang susah terdegradasi
4)
Lumpur aktif adalah
bentuk terbaik didokumentasikan dan paling banyak digunakan pengolahan limbah
sekunder
5)
Sistem lumpur aktif dapat diterapkan
untuk hampir semua jenis limbah cair industri pangan, baik untuk oksidasi
karbon, nitrifikasi, denitrifikasi, maupun eliminasi fosfor secara biologis.
6)
Proses itu sendiri
memiliki fleksibilitas dan modifikasi banyak dapat disesuaikan untuk memenuhi
kebutuhan spesifik (misalnya untuk menghilangkan nitrogen).
Kekurangan Activated Sludge
dalam Pengolahan Limbah Cair :
1)
Areal instalasi luas, sehingga
membutuhkan dana investasi cukup besar, akibatnya pemanfaatan teknologi lumpur
aktif menjadi tidak efisien di Indonesia.
2)
Proses operasional yang rumit
mengingat proses lumpur aktif memerlukan pengawasan yang cukup ketat seperti
kondisi suhu dan bulking control proses endapan.
3)
membutuhkan operator
terlatih yang dapat memonitor sistem dan bereaksi terhadap perubahan segera.
4)
Membutuhkan energi yang besar
5)
Membutuhkan operator yang terampil
dan disiplin dalam mengatur jumlah massa mikroba dalam reactor
6)
Membutuhkan penanganan lumpur lebih lanjut.
2.4 Desain
Activated Sludge
Parameter desain penting untuk
sistem lumpur aktif adalah tingkat pembebanan, konsentrasi biomassa,
konsentrasi oksigen terlarut, lama waktu aerasi, umur lumpur, dan suplai
oksigen. Konsentrasi mikroorganisme (biomassa) diukur dari konsentrasi padatan
tersuspensi (Mixed Liquor Suspended Solids/MLSS). Untuk pengolahan limbah cair
dalam jumlah kecil, sistem lumpur aktif didesain dan dioperasikan pada beban
rendah (< 0,05 kg BOD5/kgMLSS.hari) atau umur lumpur sangat tinggi (<
25 hari), sehingga tidak diperlukan pembuangan sludge (stabilisasi sludge),
karena laju pertumbuhan sama dengan laju perombakan mikroorganisme (Anonim,
2007).
Selain tangki aerasi, unit operasi
lain yang penting dalam sistem lumpur aktif adalah unit sedimentasi untuk
memisahkan biomassa dari limbah cair yang telah diolah. Tangki sedimentasi
untuk sistem lumpur aktif biasanya didesain untuk waktu tinggal hidrolik 2
sampai 3,5 jam dengan laju pembebanan sekitar 1 sampai dengan 2 m/jam (Anonim,
2007).
Indonesia dalam satu dasa warsa ini
dikenal sebagai penghasil tekstil yang besar disamping India dan Pakistan.
Dalam proses produksi industri tekstil banyak menggunakan bahan kimia dan air.
Bahan kimia yang digunakan antara lain untuk proses pencucian, pemutihan, dan
pewarnaan. Akibat dari itu pencemaran lingkungan menjadi masalah bagi
masyarakat yang tinggal disekitar industri tekstil. Mengingat pentingnya
industri tekstil sebagai penghasil devisa negara dan perlunya perlindungan
lingkungan, maka diperlukan adanya teknologi pengolah limbah tekstil yang
handal. Salah satu contoh pengolahan limbah tekstil yang hingga saat ini
beroperasi adalah pengolahan limbah tekstil.
Proses
pengolahan air limbah terbagi atas tiga tahap pemprosesan, yaitu :
1) Proses primer yang meliputi
penyaringan kasar, penghilangan warna, ekualisasi, penyaringan halus,
pendinginan.
2) Proses sekunder yang meliputi proses
biologi dan sedimentasi.
3) Proses tersier yang merupakan tahap
lanjutan dengan penambahan bahan kimia.
Melalui upaya pengelolaan yang telah dilakukan, maka air limbah yang dibuang
tidak akan mencemari lingkungan. Sistem pengolah limbah yang digunakan
merupakan perpaduan antara proses fisika, kimia, dan biologi. Proses yang
berperan dalam pengurangan bahan pencemar adalah proses biologi yang
menggunakan sistem lumpur aktif dengan aerasi lanjutan (extended aeration).
Selain limbah cair terdapat pula limbah padat yang berupa lumpur, hasil samping
dari sistem pengolahan yang digunakan. Lumpur hasil olahan digunakan sebagai
bahan campuran pembuatan conblock dan batako press serta pupuk organik. Hal ini
merupakan salah satu alternatif dalam memanfaatkan kembali limbah padat.
Gambar 4. Unit Pengolah Limbah Tekstil
Gambar 5. Bak penampung yang masih panas.
Gambar 6. Bak pengendap pertama
Gambar 7. Pemberian koagulan (ferro sulfat) untuk menghilangkan warna.
Gambar 8. Bak pengendap (clarifier) setelah diberi koagulan ferro sulfat.
Gambar 9. Menara pendingin (Colling Tower) sebelum air masuk ke dalam bak aerasi.
Gambar 10. Bak aerasi tahap petama
Gambar 11. Lumpur aktif dari bak pengendap akhir dikembalikan ke bak aerasi tahap pertama.
Gambar 12. Bak pengendap akhir
Gambar 13. Contoh air di bak pengendap akhir.
Gambar 14. Air hasil olahan sebelum dibuang ke lingkungan.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Activated Sludge (Lumpur aktif) merupakan proses pengolahan
secara biologis aerobik dengan mempertahankan jumlah massa mikroba dalam suatu reaktor
dan dalam keadaan tercampur sempurna. Suplai oksigen adalah mutlak dari
peralatan mekanis, yaitu aerator dan blower, karena selain berfungsi untuk
suplai oksigen juga dibutuhkan pengadukan yang sempurna. Perlakuan untuk
memperoleh massa mikroba yang tetap adalah dengan melakukan resirkulasi lumpur
dan pembuangan lumpur dalam jumlah tertentu.
Prinsip dasar sistem lumpur aktif yaitu terdiri atas dua
unit proses utama, yaitu bioreaktor (tangki aerasi) dan tangki sedimentasi.
Dalam sistem lumpur aktif, limbah cair dan biomassa dicampur secara sempurna
dalam suatu reaktor dan diaerasi. Pada umumnya, aerasi ini juga berfungsi
sebagai sarana pengadukan suspensi tersebut. Suspensi biomassa dalam limbah
cair kemudian dialirkan ke tangki sedimentasi (tangki dimana biomassa
dipisahkan dari air yang telah diolah). Sebagian biomassa yang terendapkan
dikembalikan ke bioreaktor, dan air yang telah terolah dibuang ke lingkungan.
3.2 Saran
Dengan menerapkan sistem ini didapatkan air bersih yang
tidak lagi mengandung senyawa organik beracun dan bakteri yang berbahaya bagi
kesehatan. Air tersebut dapat dipergunakan kembali sebagai sumber air untuk
kegiatan industri selanjutnya. Diharapkan pemanfaatan sistem daur ulang air
limbah akan dapat mengatasi permasalahan persediaan cadangan air tanah demi
kelangsungan kegiatan industri dan kebutuhan masyarakat akan air.
ada landasan teori tapi koq ga ada daftar pustakanya ya?
BalasHapushhe
yoga@ iya maaf , kelupaan... :D
BalasHapusmakasi infonya Rahmi. Numpang tanya ya, apa ya perbedaan antara proses lumpur aktif dengan resirkulasi lumpur dan proses lumpur aktif tanpa resirkulasi lumpur? apakah di volume bak aerasinya ataukah di waktu tinggalnya?
BalasHapusTerima kasih ya Rahmi. :D
makasi infonya Rahmi. Numpang tanya ya, apa ya perbedaan antara proses lumpur aktif dengan resirkulasi lumpur dan proses lumpur aktif tanpa resirkulasi lumpur? apakah di volume bak aerasinya ataukah di waktu tinggalnya?
BalasHapusTerima kasih ya Rahmi. :D
minta sumber referensi nya dong
BalasHapusApabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
BalasHapusSalam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
Other Chemical
RO Chemical